Teringat pada kisah seorang Klien yang datang ke kantor kami, kebetulan saat itu dia diantar oleh mamanya. Umurnya kira-kira 15 tahun namun kata mamanya dia memiliki kecendrungan prilaku yang negatif. Anaknya sangat pemalu, susah bergaul dan rada penakut, sehingga dengan kecendrungan prilaku yang dimilikinya anak tsb menjadi sedikit kuper (kurang pergaulan).
Lalu saya berbicara kepada anak tsb mencoba untuk menggali, dan akhirnya dia menjalani sesi terapi. Saya menemukan beberapa penyebab mengapa dia mengalami gangguan-gangguan di atas tadi. Memang sejak dari kecil dia jarang bergaul, karena tinggal di rumah ruko (sekalian tempat usaha), jadi memang kondisi lingkungan ini merupakan salah satu faktor penyebab.
Selain itu sejak kecil dia sering melihat Papa dan Mamanya sering bertengkar, dan beberapa kali mereka bertengkar itu persis dihadapan dia. Hal ini sering membuatnya tak nyaman, dan terkadang memilih mengurung diri di kamar sambil mengalihkan perasaan tersebut dengan bermain games. Dan akhirnya games ini menjadi pelarian yang sangat nyaman bagi nya bahkan sampai detik ini dia masih melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
Setiap pulang sekolah, jika tidak ada kegiatan tambahan dia menghabiskan waktunya dengan bermain games dan jarang keluar kamar, sehingga mamanya sering marah karena waktunya cuma dihabiskan untuk main games.
Setelah menjalani beberapa sesi terapi, akhirnya saya mencoba menanyakan beberapa hal yang merupakan hasil dari terapi tsb.
Saya : Anda sudah tau apa yang sebenarnya membuat anda susah bergaul?
Klien : Iya Om..karena saya dulunya suka mengurung diri di kamar dan menghabiskan banyak waktu untuk bermain games.
Saya : Ada kah hal lain yang membuat anda seperti itu?
Klien : Ada, karena saya sering merasa takut?
Saya : Takut yang seperti apa? apa hubungannya takut dengan susah bergaul?
Klien : Gini Om…saya sering merasa takut kalau buka pembicaraan dengan orang lain, terutama orang baru.
Saya : Bisa dijelaskan apa alasan ketakutan anda?
Klien : Saya takut menyinggung atau mengatakan yang salah sehingga takut kalau orang-orang tersinggung dengan saya.
Saya : Lalu apa tanggapan orang lain tentang anda?
Klien : Beberapa teman sekolah menganggap saya kuper dan ada yang malah berpikiran saya ini sombong.
Saya : Ohh begitu…apakah anda nyaman di ‘cap’ seperti itu?
Klien : Pastinya tidak dong Om…saya merasa semakin susah bergaul dengan mereka.
Saya : Hal positif apa yang bisa diambil dari rasa takut menyinggung perasaan orang lain tadi?
Klien : Saya jadi lebih HATI-HATI berbicara pada orang lain dan SANGAT TELITI dengan kata-kata saya.
Lalu saya mengatakan kepada beliau, bahwa tidak semuanya hal negatif itu selalu menghasilkan yang negatif-negatif saja, dan terbukti ada hal positif yang muncul, salah satunya anda bisa lebih berhati-hati dalam bicara. Dari segi positifnya ini sangat baik, karena dengan begitu anda terlatih menjaga kesopanan, tutur kata dan lain-lain.
Nah tinggal bagaimana ketakutan itu diubah menjadi sebuah keberanian, karena dengan adanya ketakutan tersebut sudah berhasil membuat anda memiliki kemampuan menjaga tutur kata, ini sebuah nilai positifnya. Jadi tidak semua hal negatif selalu menghasilkan negatif, namun selalu ada pesan positif yang terselip dibalik setiap kejadiannya, tergantung sudut pandang orang yang menyikapinya.
Salam SMYLE
Eric Siregar
HR Consultant, Mind-Therapist & Coach, Trainer
www.ericsiregar.com